Tuesday, April 7, 2020

Kiat-Kiat Membangun Introspeksi Diri


Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan pada diri mereka masing-masing untuk beradaptasi terutama dalam hal sosial, kita beradaptasi untuk mendapatkan perhatian, pertolongan, dan pengertian, hal dasar tersebut yang mendorong kita untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang dapat diterima oleh sesama dengan baik, itulah sebabnya peran lingkungan sangat penting dalam membentuk pola pikir dan sifat karakteristik suatu individu.
Peran lingkungan begitu penting dan saya mempercayai bahwa anda adalah cerminan dari lima atau lebih kerabat terdekat anda, yang saya maksud secara spesifik disini adalah cerminan sifat seperti bagaimana anda merespon terhadap suatu kejadian, bagaimana anda mengolah informasi, sampai tutur bahasa dan logat mungkin dapat menjadi kasus dimana terjadi kemiripan.

Bagaimana jika kita mulai memasuki zona dimana lingkungan tidak lagi sama seperti yang biasanya kita alami dan tanggapi, dimana respon yang kita berikan terhadap seseorang ternyata respon yang salah dan tidak seharusnya dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti mentertawakan musibah orang lain, mengambil keuntungan dikala orang susah, atau ketika perbuatan baik kita justru menjadi celah karena dimanfaatkan oleh orang lain, maka yang kita perlukan adalah untuk mengintropeksi diri kita.
Intropeksi diri merupakan tindakan yang diambil untuk merespon suatu kegagalan dan diharapkan dapat mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan untuk yang akan datang. Kehidupan begitu dinamis karena mungkin hari ini anda sedang dalam kebahagian dan ketenangan besok bisa terjadi musibah yang tidak terpikirkan, maka solusi yang tepat agar tetap tenang dan kuat menghadapi ketidak pastian hidup adalah dengan selalu mengintropeksi diri dan belajar dari kesalahan dan pengalaman.
Melalui intropeksi diri seorang individu akan mampu melihat penuh kedalam dirinya apa yang sesungguhnya diinginkan, apa yang menjadi kelemahan, dan bahkan dapat menemukan kelebihan pada diri sendiri yang mungkin dapat membawa dia pada puncak kesuksesan yang diinginkan, atau bahkan mengetahui apa yang selama ini dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja justru membuat dia terjatuh dalam kegagalan.


Sewaktu saya masih duduk di kursi SMP ada satu perkataan guru saya yang masih saya ingat, kira-kira seperti ini “Ada orang yang merasa pandai, adapula orang yang pandai merasa” sewaktu saya menerima kata-kata ini, saya belum paham apa yang dimaksud, tapi ketika sudah beranjak dewasa dan teringat akan perkataan beliau baru saya memahami yang beliau maksud, begitu banyak yang merasa bahwa apa yang dia tanggap dan ketahui adalah benar, namun yang benar adalah ketika kita pandai mengolah emosi, empati, pola pikir yang terbuka dan mau mendengarkan orang lain.
Berikut adalah kiat-kiat introspeksi diri yang saya alami dari pengalaman saya:
1.      Sadarilah kelemahan dan kekuatan diri ketika menghadapi kegagalan.
Lakukanlah introspeksi diri dengan kerendahan hati, agar dapat menyadari kesalahan yang dilakukan dan memperbaikinya. Introspeksi diri dengan kesombongan tidak ada gunanya, karena jika tidak dengan kerendahan hati kita akan menyalahkan orang lain akan ketidakmampuan kita menghadapi dan mengantisipasi kegagalan, dan tidak akan memberikan pertumbuhan pribadi.

2.      Mengertilah bahwa mengalah pada keadaan bukan berarti kalah
Percayalah setiap kegagalan yang kamu alami akan membawa pada puncak tertinggi ketika kamu dapat mengatasinya, gagal hari ini untuk sebagai pelajaran, bercerminlah, perbaiki diri berdamai dengan diri sendiri dengan begitu kita dapat melihat kedepan tanpa dihantui rasa kekesalan dan kecewa dengan berbekalkan pengalaman sebagai pedoman dan guru terbaik.

3.      Introspeksi diri bukan untuk menyalahkan diri sendiri
Introspeksi diri bukan untuk menyesalkan perbuatan dan menyalahkan diri tanpa melakukan perubahan, jangan menghakimi diri sendiri. Bagi beberapa orang menanggapi bahwa untuk mengintrospeksi diri adalah hal yang tidak mudah, khususnya untuk orang dewasa. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri cenderung bersifat tidak dewasa. Kedewasaan mental dan kematangan diri hadir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri


No comments:

Post a Comment